razia-indomie.jpg

Razia Indomie di China – Oktober, 2010

Ketika berada di Taiwan, Okti Li membuat laporan yang ditayangkan di Kompasiana pada Minggu (09/10/2010) tentang razia produk mie instan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Taiwan.

Warganet Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap berita ini lantaran mie instan yang dirazia ialah Indomie, merek yang bagi orang Indonesia sangat terkenal dan digemari banyak orang. Selain itu, merek ini juga kesohor baik di pasar dalam negeri maupun mancanegara.

"Mie instan produk Indonesia dilarang dikonsumsi karena terbukti mengandung zat pengawet yang seharusnya digunakan untuk bahan kosmetik dan kecantikan," tulis Okti Li.

Hal tersebut diperkuat oleh Okti Li saat menambahkan tanggapan temannya yang juga tinggal di Taiwan pada laporan tersebut. "Malu nih masuk TV diberitakan makanan Indo menipu konsumen," kata teman Okti Li, sesaat ketika ingin membeli mie instan.

Dalam razia tersebut, Departemen Kesehatan Taiwan juga menemukan bahan pengawet terlarang dalam kecap manis yang diproduksi oleh mie instan tersebut. Terbukti, selang sehari setelah laporan Okti Li ditayangkan, Kompasianer Blendie Lee yang juga tinggal di Taiwan menulis artikel berjudul “Indomie Di-blacklist”.

Menurut hasil test, tulis Blendie Lee, Indomie memiliki 2 bahan pengawet yang tidak lolos dalam klafikasi barang impor, yaitu mie instan yang memiliki bahan pengawet Hydroxy methyl benzoate dan bumbunya yang mengandung pengawet Benzoic acid.

Media di Indonesia, baik media daring maupun televisi menanggapi laporan kedua Kompasianer ini dengan menjadikannya bahan berita. Kustantinah selaku Kepala BPOM saat itu, menerangkan kepada kompascom bahwa Indomie di Indonesia sudah terdaftar, telah memenuhi syarat, dan aman dikonsumsi.

Menanggapi laporan ini, PT Indofood Sukses Makmur sebagai produsen Indomie menjelaskan bahwa produk yang diekspor ke luar negeri seperti Taiwan sudah memenuhi standar badan pengawas makanan atau departemen kesehatan setempat.

Franky Direktur PT Indofood Sukses Makmur menduga adanya perang dagang yang dilancarkan pesaing. "Tetapi yang lebih masuk akal adalah adanya eksportir nakal di Tanah Air yang memasukkan Indomie yang tidak sesuai dengan standar badan pengawas makanan Taiwan," lanjutnya.