jibab-hitam.jpg

Kasus Jibab Hitam – November, 2013

Pada satu malam di hari Rabu (11/11/2013) sebuah akun Kompasianer bernama “Jilbab Hitam” mengunggah tulisan berjudul “Tempo dan Kata Data Memeras Bank Mandiri Dalam Kasus SKK Migas”. Akun “JIlbab Hitam” mengaku bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan mantan wartawan TEMPO yang resign pada awal tahun 2013. Artikelnya menceritakan bagaimana kerja wartawan dalam menyikapi sampai “mengatur” sebuah peristiwa dan/atau kasus.

Artikel tersebut menggemparkan banyak pihak. Apalagi media yang ia sebutkan adalah media ternama di Tanah Air.

"Mereka, media-media besar ini, tidak bermain receh, mereka bermain dalam cakupan yang lebih luas lagi, baik deal politik tingkat tinggi, juga transaksi korporasi kelas berat," tulisnya.

Pihak Grup TEMPO menurunkan 5 tulisan bantahan untuk menanggapi artikel tersebut. Sementara itu, Kompasiana memutuskan untuk menghapus artikel tersebut karena telah dianggap melanggar ketentuan penulisan di Kompasiana dengan menulis artikel provokatif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Kasus tidak berhenti sampai di situ. Karena kadung tersebar luas, beberapa pihak berupaya mencari tahu sosok di balik “Jilbab Hitam”. Di antara sekian banyak orang yang melakukan penelusuran, terdapat nama Lin Che Wei Pendiri Kata Data dan Ulin Yusron eks-wartawan BeritaSatu.

Penelusuran itu berakhir ketika IDEA Group mengeluarkan rilis resmi. Ada 4 poin yang

dijelaskan, satu di antaranya menegaskan bahwa akun yang ramai diperbincangkan

tersebut adalah seorang mantan karyawan di sebuah anak perusahaan IDEA Group. Namun, ketika menulis di Kompasiana, sang terduga “Jilbab Hitam” telah resign dari perusahaan.

Meski tidak lagi bertanggung jawab atas perbuatan karyawannya, pada poin kedua rilisnya, IDEA Grup bersedia melakukan investigasi internal lantaran mengindahkan etika dan reputasi baik.

"... melalui transparansi dan akuntabilitas, serta demi membantu berbagai pihak yang merasa dirugikan oleh artikel yang ditulis akun 'Jilbab Hitam'". Rilis ditandatangani oleh Neneng Herbawati sebagai Partner & Director IDEA Group.

Kini semua telah menjadi rahasia umum: siapa dan apa motif tulisan tersebut. Namun, pembelajaran penting yang dapat diambil adalah semakin terbukanya informasi sekarang ini turut membawa konsekuensi tersendiri dan menuntut semua pihak untuk turut bekerja sama. Sebab, bisa jadi, warga adalah pengawas yang tinggal di antara pengawas itu sendiri.